Senin, 01 Desember 2014

"Belajar Hidup yang Berkelanjutan di Bumi Langit Institute, Imogiri Yogyakarta

"Sebaik-baiknya belajar adalah bersama kehidupan, alam dan sang Maestro"

Sering ayah dan ibu menyebut-nyebut tentang "sustainable living" atau hidup berkelanjutan. Aku sih sebenarnya belum tahu apa artinya.. katanya ayah kita harus banyak tanam pohon, hemat bahan bakar minyak, pelihara ternak, buang sampah ditempatnya dan masih banyak lagi untuk menjaga kelestarian bumi yang kita tinggali ini.

Alhamdulillah, waktu liburan ke Jogja bulan November kemarin, aku, ayah, ibu dan embah bisa mengunjungi salah satu tempat untuk belajar mengenai hidup yang berkelanjutan ini. Namanya "Bumi Langit Institute".
Setelah perjalanan 5 jam dari Nganjuk, kami sampai di sana hampir tengah hari. Bumi langit terletak di kawasan perbukitan di atas kota Imogiri. Pemandangan alamnya cukup indah. Dari sini, kita bisa melihat dataran rendah Jogjakarta, kawasan pegunungan, perbukitan serta laut selatan. Di sekelilingnya juga ada hutan dan tanah-tanah tegalan yang hanya bisa ditanami pada waktu musim hujan saja.

Tak sabar ikut ibu bertemu dengan para pengelola Bumi Langit di pendopo, aku langsung ikut saja kakak-kakak tamu yang sedang berkeliling dan belajar.
Eksplorasi pertama di kandang sapi... sapinya lucu dan kelihatan jinak. Ketika aku kasih makan rumput yang ada di sekitar kandang, ternyata mereka suka :-).
Di dekat kandang sapi, ada juga kandang kambing. Tiap pagi, katanya kambing-kambing ini dibiarkan bebas berlarian supaya mereka tidak bosan di kandang hehehe...

Ayah juga banyak belajar mengenai pengelolaan energi.
Di sini, kotoran dari hewan dan manusia diolah menjadi biogas dalam tabung pengolahan berbentuk kubah semen yang dinamakan digester. Dari digester ini juga dihasilkan sisa lumpur padat yang digunakan untuk pakan ternak cacing, sedangkan sisa buangan cairan digunakan untuk mengurai limbah cair rumah tangga dan diproses kembali untuk dijadikan sebagai sumber air bagi kolam dan kebun.
Selain biogas, Bumi Langit juga memanfatkan biodiesel yang ramah lingkungan.
Tidak ada limbah yang terbuang sia-sia. Semua bisa diurai kembali serta memiliki manfaat yang berkelanjutan bagi satu makhluk hidup ke makhluk hidup yang lain.

Penjelajahan kita lanjutnya ke kebun dan kolam.. Ibu belajar mengenai pertanian terpadu dengan konsep permakultur. Wah..apa lagi ya ini si permakultur :-).
Permakultur itu ternyata adalah sebuah keilmuan yang terkait dengan cara hidup yang kreatif dalam menjaga keseimbangan (menyatukan langit dan bumi).
Dimana hubungan Manusia tehadap Alam dan Manusia terhadap Manusia lainnya semua dijaga (preserved) dan dipelihara (enhanced) dengan prinsip prinsip:
Perencanaan yang baik dan bijaksana
•Penggunaan sumber sumber alam dengan amat hati hati.
•Pendekatan yang beradab (ethical)  dengan menghargai semua kehidupan.
 Dalam permakultur, kehidupan Manusia dikembalikan pada Fitrahnya dan kita kembali hidup sesuai dengan Sunahtuloh (ketentuan Allah).

Oya, di kebun aku juga bisa melihat kolam ikan,kandang bebek dan angsa.



Setelah puas berkeliling, akhirnya kita beristirahat kembali di Pendopo. Di sana sudah banyak kakak-kakak mahasiswa dari Bandung yang sedang belajar juga di sini.
Bumi langit memproduksi sendiri bahan-bahan dapur sehari-hari, dari mulai mentega, keju, kopi, minyak goreng, madu, selai, keripik, kue kering, roti tawar kaya serat dan masih banyak lagi. Meski produk makanan bervariasi, hasil panen masih diutamakan untuk konsumsi sendiri, bukan untuk dijual hanya demi menghasilkan keuntungan. 

Di Warung Bumi, kita berkesempatan mencicipi makanan dan minuman sehat produksi Bumi langit.
Aku suka dengan kabocha dan kefir. Meski agak asam, tapi segar sekali..
Roti sorgum dan selainya juga enak.

Meskipun kelihatannya Ibu masih kerasan di sini, tapi kita harus cepat bergegas. Karena masih banyak lagi tempat yang akan kita kunjungi.
Walau sebentar, kita banyak belajar untuk bisa memanfaatan alam dengan penuh rasa syukur. Alam telah dicipakan oleh Alloh untuk manusia. Namun sejatinya, manusia tidak boleh terlalu berlebihan dalam mengelola alam. Cukup hanya mengambil manfaat sesuai dengan kebutuhan dengan tetap mengutamakan adab sebagai umat muslim. Selebihnya, sebarkan manfaatnya kebapa makhluk hidup lain yang sama-sama berikhtiar pada Tuhan. 
 

--oOo--












Tidak ada komentar:

Posting Komentar